- Home >
- Pengertian Protokol Jaringan
Senin, 19 Juni 2017
Senin, 29 Agustus 2016
Pengertian Protokol Jaringan
Protokol Jaringan adalah perangkat aturan yang digunakan dalam jaringan, Protokol adalah aturan main yang mengatur komunikasi diantara beberapa komputer di dalam sebuah jaringan sehingga komputer-komputer anggota jaringan dan komputer berbeda platform dapat saling berkomunikasi. semua jenis-jenis jaringan komputer menggunakan protokol. Aturan-aturan Protokol adalahtermasuk di dalamnya petunjuk yang berlaku bagi cara-cara atau metode mengakses sebuah jaringan, topologi fisik, tipe-tipe kabel dan kecepatan transfer data.
Fungsi Protokol Jaringan
Secara umum fungsi protokol adalah menghubungkan pengirim dan penerima
dalam berkomunikasi serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan
dengan baik dan akurat. Tidak semua protokol memiliki fungsi atau fitur
yang sama, tetapi ada juga beberapa protokol yang memiliki fungsi sama
meski berada pada tingkat berbeda. Beberapa protokol bergabung dengan
protokol lainnya untuk membangun sistem komunikasi yang utuh.
Fungsi protokol secara garis besar adalah sebagai berikut :
• Encapsulation
• Pemisahan dan perakitan kembali
• Connection control (Kontrol koneksi)
• Pengiriman tersusun
• Pengiriman perintah
• Flow Control (alur kontrol)
• Error correction (Kontrol Kesalahan)
• Addressing (Pengalamatan)
• Multiplexing
• Layanan transmisi
Kesemua fungsi diatas dapat digabung dan dikelompokkan menjadi fungsi
yang lebih besar. Ini karena beberapa protokol jaman sekarang telah
mampu berkembang dan memiliki fungsi lebih kompleks dibanding versi
sebelumnya. Fungsi protokol tersebut antara lain:
1. Fragmentasi dan Reassembly
Fragmentasi adalah membagi informasi yang dikirim menjadi beberapa paket
data. Proses ini terjadi di sisi pengirim informasi. Reassembly adalah
proses menggabungkan lagi paket-paket tersebut menjadi satu paket
lengkap. Proses ini terjadi di sisi penerima informasi.
Terjadinya fragmentasi ditanandai dengan urutan beberapa PDU dari
beberapa batasan ukuran. Protokol dengan tingkat yang lebih rendah
mungkin harus memisahkan data ke dalam blok yang lebih kecil supaya
dapat berkomunikasi. Jaringan komunikasi suara misalnya, mungkin hanya
menerima blok sampai suatu ukuran tertentu. Misalnya ATM 53 atau
Ethernet 1526 dengan komposisi music 8 channel.
Penggunaan fragmentasi dan reassemblymenyebabkan jalannya kontrol
kesalahan yang lebih efisien karena apabila ada kesalahan pengiriman
ulang akan lebih kecil. Selain itu pembagian jaringan lebih adil karena
mencegah adanya channel yang memonopoli media transmisi.
Fragmentasi juga memiliki kekurangan, protokol harus membuat PDU-PDU
sebesar mungkin sebab PDU berisi beberapa kontrol informasi yang tak
mungkin dipisahkan, pembuatan blok yang lebih kecil juga menyebabkan
ongkos pengiriman yang lebih besar. Blok juga memerlukan waktu untuk
memprosesnya, makin banyak blok yang dikirim, waktu yang terbuang juga
makin banyak. Berikut skema pembagian data dan PDU:
2. Encapsulation
Fungsi dari encapsulation adalah melengkapi informasi yang akan
dikirimkan dengan address, kode-kode koreksi, dan lain-lain. Selanjutnya
paket data ini dinamakan Frame.
Data pada umumnya ditransfer dalam blok-blok dan dikendalikan oleh
Protocol Data Unit( PDU). Masing-Masing PDU berisi data dan kontrol
informasi, sedangkan beberapa PDU lainnya hanya mengendalikan.
Ada tiga kategori kontrol dalam enkapsulasi data:
• Alamat, berisi pengirim dan/atau penerima
• Kode pendekteksian Kesalahan, misalnya memeriksa urutan frame
• Kontrol protokol, Informasi tambahan untuk menerapkan fungsi-fungsi protokol
Protokol dengan fungsi ini antara lain TFTP, HDLC, frame relay, ATM, AAL5, LLC, IEEE 802.3, dan IEEE 802.11.
3. Connection Control
Fungsi dari Connection Control adalah membangun hubungan komunikasi dari
transmitter ke receiver termasuk dalam pengiriman data dan mengakhiri
hubungan. Pada pemindahan data tanpa sambungan (saat pertama kali sinyal
koneksi baru akan dibangun), masing-masing PDU diperlakukan
sendiri-sendiri, misalnya datagram.
Terjadi tiga phase saat koneksi terjadi:
• Penetapan koneksi
• Perpindahan data
• Penghentian koneksi
Selama koneksi terjadi, connection control dapat menyela dan membetulkan
koneksi pertahap untuk menangani kesalahan yang mungkin terjadi.
4. Flow Control
Flow Control berfungsi mengatur perjalanan data dari transmitter ke
receiver. Dilakukan dengan menerima kesatuan untuk membatasi jumlah
atau tingkat data yang dikirim. Flow control harus memiliki fitur
Stop-And-Wait, artinya masing-masing PDU harus diakui sebelum yang
dikirim berikutnya. Misalnya saat hardware menunggu akses disk, maka
pengiriman data harus dihentikan sementara hingga data yang sudah sampai
ditulis di dalam disk.
Flow control harus diterapkan di dalam beberapa protokol:
• kontrol lalu lintas jaringan
• penyedia gap atau spasi atau spacer.
• Flood network detection atau pendeteksian banjir data di jaringan
5. Error Control
Pengiriman data tidak terlepas dari kesalahan, baik dalam proses
pengiriman maupun penerimaan. Fungsi error control adalah mengontrol
terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data dikirimkan.
Alur pendeteksian kesalahan dan retransmission adalah sebagai berikut:
• Pengirim memasukkan/menyisipkan error-detecting kode di dalam PDU
• Penerima memeriksa kode pada PDU yang datang/yang berikutnya
• Jika diketahui ada kesalahan, paket langsung dibuang
• Jika pemancar tidak mendapatkan pengakuan dalam waktu yang layak, maka protokol penerima mengirimkan sinyal retransmit.
Error control dapat dilakukan di berbagai lapisan protokol di dalam jaringan.
6. Transmission Service
Fungsi transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data
yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta perlindungan data.
Misalnya pengaturan batas koneksi, prioritas paket, mutu jaringan
(dengan mengeset minimum-maksimum gateway timeout), membatasi akses
paket, dan sebagainya. Fitur-fitur ini tergantung pada sistem dasar
transmisi dan kesatuan tingkat yang lebih rendah.

